Wisata Arsip Anak Sekolah – SD Katolik Santa Clara Surabaya
Pada Selasa, 29 April 2025, SD Katolik Santa Clara Surabaya menggelar kegiatan luar sekolah bertajuk “Sanclar Goes to WARAS” (Wisata Arsip Anak Sekolah), sebuah program edukatif yang dirancang untuk memperluas wawasan literasi dan menumbuhkan kecintaan terhadap sejarah serta pengelolaan arsip sejak dini.
Melalui kegiatan ini, para peserta didik diajak berkunjung ke tiga lokasi penting yang sarat nilai edukatif dan inspiratif, yaitu:
-
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur
-
Perpustakaan Menur
-
Museum Penerbangan TNI AL
Setiap lokasi memberikan pengalaman berbeda namun saling melengkapi. Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Surabaya, anak-anak belajar bagaimana dokumen-dokumen penting negara disimpan, dikelola, dan dijaga nilai sejarahnya. Mereka bahkan bisa melihat langsung ruang penyimpanan arsip dan peralatan digitalisasi yang digunakan untuk menjaga informasi tetap abadi.
Kunjungan dilanjutkan ke Perpustakaan Menur, di mana siswa-siswi diajak menyusuri rak-rak buku, mengenal koleksi literasi anak, dan terlibat dalam sesi interaktif untuk meningkatkan minat baca. Banyak dari mereka terlihat antusias memilih buku dan menikmati waktu membaca dalam suasana tenang dan nyaman.
Petualangan ditutup dengan kunjungan ke Museum Penerbangan TNI AL, sebuah tempat yang menggugah rasa cinta tanah air. Anak-anak menyimak cerita tentang sejarah penerbangan militer Indonesia, melihat langsung replika pesawat tempur, dan berdiskusi bersama pemandu tentang peran penting TNI AL dalam menjaga kedaulatan udara dan maritim Indonesia.
Selama perjalanan, tawa, rasa ingin tahu, dan semangat belajar menghiasi setiap langkah. Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen wisata biasa, melainkan sebuah pengalaman belajar aktif yang memperkaya cara pandang anak-anak terhadap ilmu pengetahuan di luar ruang kelas.
Melalui “Sanclar Goes to WARAS”, SD Katolik Santa Clara membuktikan bahwa pembelajaran kontekstual sangat efektif dalam membentuk karakter, memperluas wawasan, dan membangun rasa bangga terhadap sejarah serta budaya bangsa.
Literasi tak hanya dibaca, tapi juga dijalani—dan hari itu, mereka telah menjalaninya dengan penuh makna.
Written by Gusti Alamsyah